Mengingat untuk Melangkah: Sebuah Pameran Tribute untuk Prof. Mohammad Danisworo
- Mita Yuwono
- Feb 24
- 2 min read
Updated: May 4
Di tengah kota-kota yang terus tumbuh dan ruang yang tak henti dibentuk, ada satu pertanyaan yang jarang terdengar: ke mana sebenarnya arah pembangunan kita?
Dalam dunia arsitektur dan tata kota, pertanyaan itu bukan sekadar teknis. Ia menyentuh dasar pemikiran, nilai, dan arah yang mendasari setiap keputusan membangun ruang hidup. Di titik inilah, pameran "A Tribute: Meneruskan Inspirasi dan Pemikiran Prof. (Em. ITB) Mohammad Danisworo, M.Arch., MUP, Ph.D" hadir (lihat lokasi booth di sini)— bukan sekadar mengenang sosok, tapi menghidupkan kembali pemikiran yang pernah jadi fondasi penting arah kota-kota Indonesia.
Lebih dari Sekadar Pameran Karya

Berlangsung selama empat hari di ARCH:ID 2025 (Hall 5, ICE BSD, 8–11 Mei 2025), pameran ini adalah ruang yang dikurasi untuk membawa pengunjung menyusuri jejak pemikiran Prof. Danisworo.
Melalui arsip, kutipan, diagram, dan narasi ruang yang disusun dengan seksama, pengunjung diajak masuk ke cara berpikir yang telah banyak membentuk wajah Jakarta dan kota-kota lainnya. Di balik itu semua, ada satu benang merah yang konsisten dalam karya dan pengajarannya: bahwa arsitektur dan perancangan kota adalah tentang memanusiakan manusia.


Sebagai arsitek dan perencana kota yang aktif sejak akhir 1970-an, Prof. Danisworo adalah salah satu pionir urban design di Indonesia. Ia tidak hanya berkarya dalam proyek-proyek besar, tetapi juga membangun pemikiran — melalui pengajaran, forum-forum profesi, dan kebijakan.
Beliau percaya bahwa merancang kota bukan soal tren atau bentuk, melainkan tentang membangun struktur ruang yang mampu membentuk kehidupan sosial yang sehat, adil, dan bermakna.
Telusur lebih lanjut tentang Pak Danis di tautan ini.
Untuk Siapa Pameran Ini?
Pameran ini terbuka untuk siapa saja — arsitek, mahasiswa, pengembang, perencana, pemangku kebijakan, dan warga kota. Ini adalah ruang untuk belajar, berefleksi, dan menyusun ulang pemahaman kita tentang bagaimana kota seharusnya dibentuk.
Di tengah banyaknya ruang publik yang kehilangan makna, pembangunan yang terasa tanpa arah, dan kota yang tak lagi nyaman ditinggali, pameran ini mengajak kita berhenti sejenak. Bukan untuk melihat ke belakang sebagai nostalgia, tetapi untuk melihat lebih jauh ke depan dengan pijakan yang lebih dalam.

Kolaborasi yang Membentuk Ruang Ini
Pameran ini dapat terwujud berkat dukungan berbagai pihak yang percaya bahwa menyebarkan pemikiran arsitektur yang membangun manusia adalah hal yang layak diperjuangkan bersama.
Booth pameran ini dirancang oleh Kevin Trikusumo Febriansyah.
Pengembangan konten dan kurasi dilakukan oleh Dyah Fatma, Mita Yuwono, Ade Tinamei, Angela Upitya dan Kevin Trikusumo Febriansyah.
Kami berterima kasih kepada para kolaborator yang telah berkontribusi sebagai bagian dari perjalanan ini:

Selain para kolaborator yang telah disebutkan, kami berterima kasih kepada Omah Library, Signify Philips, dan IARKI (Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia), dan nama-nama yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Seluruh dukungan ini adalah kepercayaan untuk membawa kembali nilai-nilai pemikiran yang lebih dalam ke ruang publik kita.
Comments